Kekhususan Fi'il Kana
Kaana (كان) merupakan salah satu fi’il naqish (الأفعال الناقصة), dimana fi’il naqish ada 13 jumlahnya, dan ia merupakan saudara-saudaranya kaana:
كان - أمسى - أصبح - أضحى - ظلّ - بات - صار - ليس - ما زال - م انفكّ - ما فتئ - ما برح - ما دام
Berikut kami sebutkan beberapa keistimewaan kaana dibandingkan dengan fi’il naqish yang lain:
KESITIMEWAAN PERTAMA
Fi’il kaana bisa ditambahkan pada dua kalimah yang bersambung, dimana dua kalimah bersambung tersebut bukan merupakan jar dan majrur, ini untuk menunjukkan waktu yang telah lalu. Kaana yang digunakan di sini menggunakan fi’il madhi. Biasanya digunakan pada ungkapan ta’ajjub, diletakkan antara maa at-ta’ajjubiyah dan af’al at-ta’ajjub.
Contoh:
ما كان أجمل رحلتنا
Asalnya adalah
ما أجمل رحلتنا
KEISTIMEWAAN KEDUA
Fi’il kaana boleh dihilangkan bersama dengan isim kaana-nya setelah huruf in dan lau (إن & لو), dimana in dan lau tersebut menunjukkan syarat. Hal ini berfungsi untuk meringankan bacaan yang dianggap berat.
Contoh:
سر مسرعاً إنْ راكباً و إن ماشياً
Asalnya adalah
سر مسرعاً إنْ كنت راكباً و إن كنت ماشياً
Pada jumlah di atas, kalimah كنت dihilangkan. Kita tahu bahwa كنت berasal dari كان disambung dengan dhamir ت / أنت.
KEISTIMEWAAN KETIGA
Fi’il kaana terkadang wajib dibuang, lalu hanya tersisa isim dan khabarnya saja, kemudian diganti dengan maa zaidah (ما).
Contoh:
أمّا أنت سامعاً أتكلّم
Asalnya adalah
لِأنْ كنت سامعا أتكلّم
Pada jumlah di atas, lam ta’lil (لِ) dibuang, kemudian kaana (كان) juga dibuang untuk meringankan bacaan, lalu diganti dengan maa zaidah (ما). Setelah itu dhamir ت diganti dengan أنت, lalu huruf أن dimasukkan ke huruf ما.
Jadi pola awalnya adalah
لِأنْ كنت سامعا أتكلّم
Huruf لِ dan كان dibuang, jadinya
أنْ ت سامعا أتكلّم
Dhamir ت diganti dengan أنت, menjadi
أنْ أنت سامعا أتكلّم
Setelah huruf أن ditambahkan ما yang mana ما di sini sebagai ganti dari كان yang telah hilang, menjadi
أنْ ما أنت سامعا أتكلّم
Huruf أن dimasukkan ke ما, maka akhirnya menjadi
أمّا أنت سامعاً أتكلّم
KEISTIMEWAAN KEEMPAT
Huruf nun pada fi’il mudhari’nya كان bisa dihilangkan, dengan syarat majzum dengan sukun, setelahnya tidak bertemu dengan sukun, tidak bertemu dhamir muttashil dan tidak dalam keadaan waqof.
Contoh:
لم أكُ مهملاً
Asalnya
لم أكُنْ مهملاً
KEISTIMEWAAN KELIMA
Fi’il kaana boleh dibuang bersama dua ma’mulnya sekaligus, dan diganti dengan ما.
Contoh:
أكرمْ والديك إمّا لا
Asalnya
أكرمْ والديك إن كنت لا تكرمُ غيرهما
Semoga bermanfaat. Wallahu a’lam.
Temanggung, 17 Sya’ban 1445 / 27 Februari 2024
Ja’far Shodiq
Referensi:
Al-Qawaid al-Asasiyah li al-Lughah al-Arabiyah karya Sayyid Ahmad al-Hasyimi. 2020. Lebanon: Dar al-Kutub al-Ilmiyah.