Penyakit Hati yang Tak Terlihat

Sebuah tulisan indah yang tertuang dalam kitab Ighatsah al-Lahfan min Mashaid asy-Syaithan karya Ibnu Qayyim al-Jauziyyah ketika beliau berbicara tentang penyakit hati. Menurut beliau, penyakit hati itu ada dua jenis:

Jenis pertama, yaitu penyakit hati yang pemiliknya tidak merasakan sakitnya pada saat itu juga, seperti:

  1. Penyakit kebodohan

  2. Penyakit syubhat dan keraguan

  3. Penyakit syahwat

Jenis penyakit ini sebenarnya lebih berat dan lebih menyakitkan, namun karena rusaknya hati, pemiliknya tidak menyadari rasa sakitnya. Hal itu karena mabuknya kebodohan dan hawa nafsu telah menghalangi dirinya dari merasakan penderitaan itu.

Padahal sebenarnya, rasa sakit itu ada dan terus dialami, hanya saja tersembunyi darinya karena dia disibukkan dengan lawan dari penyakit itu (yaitu hal-hal yang ia cintai dan ikuti). Inilah penyakit yang paling berbahaya dan paling sulit disembuhkan, dan pengobatannya hanya bisa dilakukan oleh para rasul dan para pengikut mereka, karena mereka adalah para dokter hati.

Jenis kedua, yaitu penyakit hati yang segera terasa sakitnya, seperti:

  1. Kesedihan

  2. Kesusahan

  3. Kegelisahan

  4. Kemarahan

Penyakit ini terkadang bisa hilang dengan pengobatan alami, seperti dengan menghilangkan sebab-sebabnya, atau mengobatinya dengan sesuatu yang berlawanan dengan penyebab tersebut, dan menolak dampaknya meskipun penyebabnya masih ada.

Sebagaimana hati bisa merasakan sakit layaknya tubuh merasakan sakit, dan hati bisa menderita layaknya tubuh menderita, demikian pula tubuh sering merasakan sakit karena penderitaan hati, dan tubuh bisa sengsara karena kesengsaraan hati. (Ibnu Qayyim, 16)

Ternyata ada penyakit hati yang tak terasa dan kita berlindung kepada Allah darinya. Sementara menata hati adalah perkara yang tidak mudah, namun kita tahu usaha masih bisa dilakukan agar hati kita bersih dan jernih, sehingga ia terjaga dari penyakit hati sebelum penyakit itu datang menghampiri.

Teringat dengan sabda Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam:

ألَا وإنَّ في الجَسَدِ مُضْغَةً إذَا صَلَحَتْ صَلَحَ الجَسَدُ كُلُّهُ وإذَا فَسَدَتْ فَسَدَ الجَسَدُ كُلُّهُ ألَا وهي القَلْبُ.

Artinya: “Ketahuilah, sesungguhnya di dalam tubuh itu ada segumpal daging. Jika ia baik, maka baiklah seluruh tubuh. Dan jika ia rusak, maka rusaklah seluruh tubuh. Ketahuilah, segumpal daging itu adalah hati.” (HR. Bukhari)


Temanggung, 2 Jumadil Awal 1447 / 24 Oktober 2025

Ja’far Shodiq


Referensi:

Al-Jauziyyah, Ibnu Qayyim. (2020). Ighatsah al-Lahfan min Mashaid asy-Syaithan. Kairo: Ibda’.
Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url