Dosa Bisa Menutup Hati

 

حَدَّثَنَا صَفْوَانُ بْنُ عِيسَى أَخْبَرَنَا مُحَمَّدُ بْنُ عَجْلَانَ عَنِ الْقَعْقَاعِ بْنِ حَكِيمٍ عَنْ أَبِي صَالِحٍ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: إِنَّ الْمُؤْمِنَ إِذَا أَذْنَبَ كَانَتْ نُكْتَةٌ سَوْدَاءُ فِي قَلْبِهِ فَإِنْ تَابَ وَنَزَعَ وَاسْتَغْفَرَ صُقِلَ قَلْبُهُ وَإِنْ زَادَ زَادَتْ حَتَّى يَعْلُوَ قَلْبَهُ ذَاكَ الرَّانُ الَّذِي ذَكَرَ اللهُ عَزَّ وَجَلَّ فِي الْقُرْآنِ: كَلَّا بَلْ رَانَ عَلَى قُلُوبِهِمْ مَا كَانُوا يَكْسِبُونَ (المطففين: 14)

Terjemah Hadits:

[Telah menceritakan kepada kami Shafwan bin Isa, telah mengabarkan kepada kami Muhammad bin Ajlan, dari Qa’qa’ bin Hakim dari Abu Shalih dari Abu Hurairah ia berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Sesungguhnya seorang mukmin jika dia melakukan suatu dosa, maka di hatinya kemudian ada titik hitam. Jika dia bertaubat dan meninggalkan dosa itu serta memohon ampun, maka hatinya mengkilap kembali. Namun jika dia menambah dosanya, bertambah pula titik hitamnya hingga memenuhi hatinya. Itulah yang disebut denga ar-ran yang disebutkan oleh Allah ‘Azza wa Jalla dalam al-Qur’an:

كَلَّا بَلْ رَانَ عَلَى قُلُوبِهِمْ مَا كَانُوا يَكْسِبُونَ

“Sekali-kali tidak! Bahkan apa yang mereka kerjakan itu telah menutupi hati mereka.” (QS. Al-Muthaffifin: 14)]

Hadits dikeluarkan oleh Imam Ahmad dalam Musnadnya, Syaikh Syuaib al-Arnauth berkata: “Sanadnya kuat, Muhammad bin ‘Ajlan adalah orang yang jujur dan haditsnya kuat, rijal hadits yang lain adalah rijal hadits tsiqah dan shahih.

 

Faidah Hadits:

DOSA MENUTUPI HATI

Setiap apa yang kita lakukan ada akibatnya. Perbuatan baik akan berakibat baik dan perbuatan buruk akan berakibat buruk. Imam Ibnu Rajab al-Hambali berkata:

ثواب الحسنة الحسنة بعدها

Artinya: “Balasan atas sebuah kebaikan adalah kebaikan setelahnya.” (Lathaiful Ma’arif)

Sementara dalam hadits di atas menjelaskan bahwa perbuatan buruk juga berakibat buruk. Tersebut di dalamnya bahwa perbuatan dosa yang dilakukan oleh seorang mukmin berakibat menutupi hatinya setitik demi setitik.

Semakin banyak dosa yang dia lakukan, sementara dia tidak mau menaubatinya, semakin bertambah pula titik yang ada di hatinya. Jika sangat banyak dosanya, bisa-bisa hatinya akan penuh dengan titik hitam tersebut.

 

MENGEMBALIKAN HATI SEPERTI SEDIA KALA

Asal mula hati adalah suci. Ini karena memang pada asalnya manusia itu terlahir fitrah. Sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam:

كُلُّ مَوْلُودٍ يُولَدُ عَلَى الفِطْرَةِ

Artinya: “Setiap anak lahir dalam keadaan fitrah.” (HR. Bukhari)

Ini artinya manusia lahir dalam keadaan hati yang mengkilap tanpa noda, bersih tanpa kotoran, suci tanpa ada titik hitam di dalamnya. Dan dosalah yang menyebabkan hatinya menghitam.

Lalu bagaimana cara mengembalikan hati agar mengkilap kembali? Jawabannya ada pada hadits di atas:

فَإِنْ تَابَ وَنَزَعَ وَاسْتَغْفَرَ صُقِلَ قَلْبُهُ

Artinya: “Jika dia bertaubat dan meninggalkan dosa itu serta memohon ampun, maka hatinya mengkilap kembali.”

Itulah pembersih hati yang menjadikannya bersih dan mengkilap kembali. Tinggal kita mau menggunakan cara itu atau tidak. Atau justru membiarkan hati kita dipenuhi dengan noda, dibiarkan tetap begitu sampai akhirnya berkarat? Wal ‘iyadzu billah.

Allah ‘Azza wa Jalla Maha Penyayang. Ketika kita adalah makhluk yang tidak bisa luput dari dosa dan khilaf, Allah menunjukkan kepada kita cara mengatasinya. Ketika kita adalah makhluk yang kotor, Allah memberikan kita pembersihnya.

Maka mari kita gunakan pembersih itu sebaik-baiknya dan sesering mungkin agar noda di hati kita berkurang, menghilang, dan mengkilap kembali. Setelah bersih, jaga kebersihannya. Jika ternyata ada noda lagi, segera bersihkan dan jangan malu membersihkannya.

Wallahu a’lam.

 

Temanggung, 01 Jumadil Awal 1442 / 15 Desember 2020

 

-------

Referensi:

Lathaiful Ma’arif, Imam Ibnu Rajab al-Hambali

Musnad Imam Ahmad, pentahqiq Syaikh Syuaib al-Arnauth

Shahih Bukhari

Sumber gambar: www.rumahhufazh.or.id

Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url