Setan Merintangi Jalan Istiqamah
Allah menciptakan beraneka makhluk
dengan bermacam-macam sifat. Di antara makhluk-makhluk-Nya, ada yang memiliki
sifat tetap dan tidak berubah, seperti Malaikat yang Allah beri mereka sifat
ketaatan tanpa ada fikiran untuk membangkang, sedetikpun.
Allah berfirman menjelaskan tentang sifat dasar mereka:
عَلَيْهَا
مَلَائِكَةٌ غِلَاظٌ شِدَادٌ لَا يَعْصُونَ اللَّهَ مَا أَمَرَهُمْ
وَيَفْعَلُونَ مَا يُؤْمَرُونَ
“Penjaganya (Neraka) adalah malaikat-malaikat
yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang
diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.” (QS. At-Tahrim: 6)
Allah menyifati mereka dengan laa
ya’shuunallaha maa amarahum wa yaf’aluuna maa yu’maruun (لَا يَعْصُونَ اللَّهَ مَا أَمَرَهُمْ وَيَفْعَلُونَ مَا يُؤْمَرُونَ)
ini memberikan pemahaman kepada kita bahwa para Malaikat senantiasa tunduk dan
tidak pernah sedetikpun membangkang dan melawan perintah Allah. Apa yang Allah
tugaskan kepada mereka pasti dilaksanakan tanpa tapi dan tanpa nanti.
Berbeda dengan manusia, sifat dan
perilakunya berubah-ubah. Terkadang taat dengan ketaatan yang sangat, terkadang
taat hanya dalam hal-hal yang wajib, dan terkadang tergelincir melakukan
larangan, bahkan ada yang senantiasa melakukan larangan dan sedikit menjalankan
ketaatan. Merekalah para manusia, saya dan antum semua yang membaca tulisan
ini.
IBLIS DAN SETAN
Ada pula Iblis. Iblis adalah makhluk
yang membangkang kepada Allah dan tidak pernah taat kepada Allah sejak zaman
setelah penciptaan Nabi Adam. Allah menyifati Iblis dengan
أَبَى وَاسْتَكْبَرَ
وَكَانَ مِنَ الْكَافِرِينَ
“Iblis menolak (perintah Allah untuk
sujud kepada Adam) dan menyombongkan diri dan dia termasuk golongan yang kafir”
(QS. Al-Baqarah: 34)
Kedurhakaannya dan dosanya bertambah
dan terus bertambah setelah ia bersumpah untuk menyesatkan Nabi Adam beserta seluruh
keturunannya. Dengan berbagai macam cara dan dari segala penjuru arah. Memang begitulah
sifat Iblis, sombong dan tidak mau menerima kebenaran meskipun dia tahu tentang
kebenaran.
Iblis beserta bala tentaranya inilah
yang kemudian disebut dengan setan. Ada kalanya berasal dari bangsa manusia dan
ada kalanya berasal dari bangsa jin. Tentang setan dari kalangan manusia dan
jin ini Allah ‘azza wa jalla berfirman:
وَكَذَلِكَ
جَعَلْنَا لِكُلِّ نَبِيٍّ عَدُوًّا شَيَاطِينَ الْإِنْسِ وَالْجِنِّ يُوحِي بَعْضُهُمْ
إِلَى بَعْضٍ زُخْرُفَ الْقَوْلِ غُرُورًا وَلَوْ شَاءَ رَبُّكَ مَا فَعَلُوهُ
فَذَرْهُمْ وَمَا يَفْتَرُونَ
“Dan demikianlah Kami jadikan bagi
tiap-tiap nabi itu musuh, yaitu syaitan-syaitan (dari jenis) manusia dan
(dan jenis) jin, sebahagian mereka membisikkan kepada sebahagian yang lain
perkataan-perkataan yang indah-indah untuk menipu (manusia). Jikalau Tuhanmu
menghendaki, niscaya mereka tidak mengerjakannya, maka tinggalkanlah mereka dan
apa yang mereka ada-adakan.” (QS. Al-An’am:
112)
Ini menunjukkan bahwa setan yang
merupakan bala tentara Iblis untuk mengganggu dan menyesatkan manusia bisa jadi
berupa mansia dan bisa jadi berupa jin. Sehingga setan itu tidak hanya identik
dengan jin, namun manusia pun bisa menjadi setan ketika mereka ikut menjadi
bala tentara Iblis dengan menyesatkan manusia dari jalan Allah.
Qatadah berkata: “Dari kalangan jin
ada setan, dan dari kalangan manusia ada setan.” (Tafsir Ibnu Katsir)
SETAN MENGHALANGI MANUSIA DARI JALAN ALLAH
Sepenggal kisah fenomenal tatkala
Allah memerintahkan kepada Iblis untuk sujud kepada Adam beberapa saat setelah
Allah ciptakan Adam dan mengajarkan Adam nama-nama benda. Dengan penuh
kesombongan dan keangkuhan Iblis serta merta menolak. Allah berfirman tentang
keengganana Iblis:
وَإِذْ قُلْنَا
لِلْمَلَائِكَةِ اسْجُدُوا لِآدَمَ فَسَجَدُوا إِلَّا إِبْلِيسَ أَبَى
وَاسْتَكْبَرَ وَكَانَ مِنَ الْكَافِرِينَ
“Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman
kepada para malaikat: ‘Sujudlah kamu kepada Adam’, maka sujudlah mereka kecuali
Iblis, ia enggan dan takabur dan adalah ia termasuk golongan orang-orang yang
kafir.” (QS. Al-Baqarah: 34)
Iblis memaksakan sebuah argumen
tentang keengganannya sujud kepada Adam. Namun ternyata argumen Iblis justru menambah
sederet daftar pembangkangannya. Iblis berkata:
أَنَا خَيْرٌ
مِنْهُ خَلَقْتَنِي مِنْ نَارٍ وَخَلَقْتَهُ مِنْ طِينٍ
“Aku lebih baik dari Adam. Engkau
ciptakan aku dari api sedangkan Engkau ciptakan Adam dari tanah.”
Pembangkangan Iblis berujung kepada
pengusiran dari surga dan laknat sampai hari kiamat. Oleh karenanya, Iblis
selanjutnya bersumpah kepada Allah untuk menyesatkan semua manusia. Inilah awal
mula permusuhan Iblis dengan manusia. Maka Iblis meminta umur panjang sampai
hari kiamat agar terus bisa menyesatkan dan merintangi manusia dari jalan kebenaran.
قَالَ
رَبِّ بِمَا أَغْوَيْتَنِي لَأُزَيِّنَنَّ لَهُمْ فِي الْأَرْضِ
وَلَأُغْوِيَنَّهُمْ أَجْمَعِينَ (٣٩) إِلَّا عِبَادَكَ مِنْهُمُ الْمُخْلَصِينَ
“Ia (Iblis) berkata, ‘Tuhanku, oleh
karena Engkau telah memutuskan bahwa aku sesat, aku pasti akan jadikan
(kejahatan) terasa indah bagi mereka di bumi, dan aku akan menyesatkan mereka
semuanya. Kecuali hamba-hamba-Mu yang terpilih antara mereka.” (QS. Al-Hijr: 39-40)
Sampai kapan Iblis akan menyesatkan
manusia? Sampai tegaknya kiamat. Dan Allah memberikan kesempatan umur panjang
kepada Iblis untuk menjalankan misi besarnya. Maka sebelum hari kiamat tegak,
Iblis tidak akan berhenti merintangi jalan istiqamah. Dalam menjalankan
misinya, Iblis terbantu dengan bala tentara – bala tentaranya; setan.
Semoga Allah melindungi kita dari
godaan setan yang terkutuk.
Temanggung, 07 Juni 2021
Sumber gambar: hajinews.id
sudah meringkas
Laely Qurotunnafsi Zaen XD
sudah meringkas ustadz .zahra kamilatun nuha kelasxd