Dosa Besar Mencuri

Diantara perkara yang dijaga dalam agama Islam adalah perkara harta. Islam memberikan syariat tentang kepemilikan harta dengan syariat yang ketat. Oleh karenanya, perpindahan hak kepemilikan harta diatur sedemikian rupa secara detail dan lengkap. Ada zakat, infaq, shadaqah, hibah, hadiah, qardh, dll.

Bersamaan dengan itu semua, Islam juga melarang berbagai macam cara perpindahan harta secara batil, dan diantara perpindahan harta secara batil tersebut adalah pencurian.

Mencuri, sebagaimana yang dijelaskan dalam kitab Syarhu Hudud Ibn Arafah adalah pengambilan harta berharga milik orang lain yang dilakukan oleh seorang mukallaf pada batas nishab, yang diambil dari tempat penyimpanan dan tidak ada kesamaran baginya dalam hal tersebut.

Allah Ta’ala berfirman:

وَالسَّارِقُ وَالسَّارِقَةُ فَاقْطَعُوْٓا اَيْدِيَهُمَا جَزَاۤءًۢ بِمَا كَسَبَا نَكَالًا مِّنَ اللّٰهِ ۗوَاللّٰهُ عَزِيْزٌ حَكِيْمٌ 

Artinya: “Adapun orang laki-laki maupun perempuan yang mencuri, potonglah tangan keduanya (sebagai) balasan atas perbuatan yang mereka lakukan dan sebagai siksaan dari Allah. Dan Allah Mahaperkasa, Mahabijaksana.” (QS. al-Maidah: 38)

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

لعن الله السارق يسرق الحبل فتقطع يده

Artinya: “Semoga Allah melaknat pencuri yang mencuri tali kemudian tangannya dipotong.” (HR. Bukhari)

Doa laknat dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dialamatkan kepada orang yang mencuri, menunjukkan bagaimana besarnya dosa mencuri. Secara manusiawi, manusia juga membenci pencurian, tidak rela jika hartanya dicuri, dan memandang hina kepada para pencuri.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam adalah orang yang paling adil dan paling amanah. Dan dalam perkara pencurian, hukuman ditegakkan tanpa pandang bulu, begitu pun dalam semua pelanggaran kriminal.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

لو أنّ فاطمة بنت محمد سرقت لقطعت يدها

Artinya: “Seandainya Fatimah putri Muhammad (shallallahu ‘alaihi wasallam) mencuri, maka sungguh aku akan potong tangannya.” (HR. Bukhari)

Orang yang mencuri seolah-olah dia tidak ada iman dalam hatinya. Bagaimana mungkin seorang mukmin mengambil harta yang bukan miliknya, suatu harta yang dia tidak ikut andil dalam mencarinya, bahkan mendoakan pun tidak.

Sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam,

لا يزني الزاني حين يزني وهو مؤمن، ولا يسرق السارق السارق حين يسرق وهو مؤمن ولكن التوبة معروضة بعد

Artinya: “Tidaklah orang yang berzina itu berzina ketika dia berzina sementara dia adalah orang mukmin. Dan tidaklah pencuri itu mencuri ketika dia mencuri sementara dia adalah orang mukmin. Akan tetapi pintu taubat terbuka setelahnya.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Pencurian adalah perkara yang secara terang dilarang oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Beliau melarangnya secara jelas, tegas dan tanpa tedeng aling-aling.

Dari Mansur, dari Hilal bin Yisaf, dari Salimah bin Qais ia berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

ألا إنما هنّ أربع: أن لا تشركوا بالله شيئا، ولا تقتلوا النفس التي حرّم الله إلا بالحق ولا تزنوا ولا تسرقوا

Artinya: “Ketahuilah, sesunggunya ada empat perkara yang dilarang; Janganlah kalian menyekutukan Allah dengan sesuatu, janganlah membunuh jiwa yang Allah haramkan kecuali dengan haq, janganlah berzina dan janganlah mencuri.” (HR. an-Nasai)

Bahkan, orang orang yang melakukan dosa ini, jika ingin bertaubat maka dia tidak cukup hanya dengan memohon ampunan kepada Allah. Disamping dia memohon ampunan kepada Allah, menyesali perbuatannya, bertekad kuat untuk tidak mengulanginya, dia juga harus mengembalikan harta yang telah dia curi kepada pemiliknya.

Imam adz-Dzahabi berkata, “Taubat orang yang mencuri tidak bermanfaat baginya kecuali dengan mengembalikan apa yang sudah dia curi. Seandainya dia adalah orang yang tidak punya, maka dia meminta keikhlasan dari orang yang dia curi.”

Semoga Allah Subhanahu wa Ta’ala menghindarkan kita dari dosa mencuri dan dari pencurian. Aamiin.


Temanggung, 14 Jumadil Akhir 1444 H / 06 Januari 2023 M


Maraji’:

  1. al-Kabair Imam adz-Dzahabi

  2. Syarhu Hudud Ibnu Arafah dalam Islamweb

Sumber gambar:
https://unsplash.com/photos/4dKy7d3lkKM
Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url