Efek Doa yang Luar Biasa
Tiga perkara yang hendaknya jangan ditinggalkan oleh seorang hamba: ikhtiar, doa dan tawakal. Tentang doa, ada hal luar biasa yang diungkapkan oleh Imam Ibnu Qayyim al-Jauziyah dalam kitabnya ad-Da’ wad Dawa’.
Beliau menuturkan: “Begitulah doa, sesunggunya doa merupakan sebab yang paling kuat untuk menolak perkara yang dibenci dan mendapatkan perkara yang diinginkan.” (Ad-Da’ wad Dawa’, hal. 7). Efek doa ini menjadi semakin kuat ketika seorang hamba meninggalkan perkara yang melemahkan doa.
Perkara yang Melemahkan Doa
Efek doa yang seharusnya kuat bisa melemah disebabkan banyak hal. Kita perlu mewaspadai perkara yang melemahkan doa agar doa yang kita panjatkan memiliki efek yang luar biasa. Imam Ibnul Qayyim berkata:
“Terkadang efek doa bisa gagal, bisa jadi karena lemahnya doa tersebut karena doanya adalah doa yang tidak disukai oleh Allah berupa doa permusuhan, bisa jadi karena lemahnya hati dan tidak fokus kepada Allah saat berdoa. Ini ibarat busur panah yang sangat lemah, maka anak panah akan keluar dari busur tersebut dengan lemah pula. Atau bisa jadi ada penghalang terkabulnya doa berupa makanan haram, kedzaliman yang dia lakukan, noda dosa dalam hati serta kelalaian yang menyelimuti hati.” (Ad-Da’ wad Dawa’, hal. 7)
Maka ada beberapa hal yang melemahkan efek doa menurut Imam Ibnu Qayyim:
Doa yang tidak disukai oleh Allah
Lemahnya hati saat berdoa
Melakukan penghalang doa (makanan haram, kedzaliman, dosa)
Kekuatan Doa Jika Berhadapan dengan Bala’
Ibnu Qayyim menjelaskan bahwa doa jika berhadapan dengan bala’ (bencana) ada tiga tingkatan.
Pertama; bisa jadi doanya lebih kuat dari bala’, maka doa tersebut akan mencegah turunnya bala’. Kedua; bisa jadi doanya lebih lemah dari bala’ sehingga bala’ lebih kuat dari doa, maka seorang hamba akan terkena bala’ tersebut. Namun doa tadi akan meringankan bala’ meskipun doanya lemah. Ketiga; doa dan bala’ sama-sama kuat, maka masing-masing akan saling mencegah satu sama lain.
Mari kita renungkan, bagaimana sebuah musibah akan terefek jika sudah berhadapan dengan doa. Pun seandainya doanya lemah akan tetap berefek kepada bala’, paling tidak bala’nya akan semakin ringan dari yang semestinya.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
لا يُغْنِي حَذَرٌ من قَدَرٍ، والدعاءُ ينفعُ مما نزل ومما لم يَنْزِلْ، وإنَّ البلاءَ لَيَنْزِلُ، فيَلقاه الدعاءُ، فيَعْتَلِجَانِ إلى يومِ القيامةِ
Artinya: “Tidak bermanfaat kewaspadaan jika berhadapan dengan takdir. Dan doa akan bermanfaat untuk perkara yang sudah terjadi dan perkara yang belum terjadi. Dan sesungguhnya bala’ benar-benar akan turun, kemudian dihadang oleh doa, maka keduanya bertarung sampai datangnya hari Kiamat.” (HR. ath-Thabrani, hasan)
Maka hendaknya kita memperbanyak doa! Tidak mungkin tidak bermanfaat. Wallahu a’lam.
Temanggung, 30 Shafar 1446 / 3 September 2024
Ja’far Shodiq
—
Referensi
Al-Jauziyyah, Ibnu Qayyim. (2017). Ad-Da’ wad Dawa’. Kairo: ad-Dar al-’Alamiyah