Luqmanul Hakim dan "Jangan Ya Dek Ya!"
“Jangan ya Dek ya!” Begitu kira-kira jika kita mengimajinasikan percakapan antara sang ayah bijak, Luqman yang bergelar al-Hakim, dengan putra tercintanya. Nama Luqman bagi seorang muslim tentu bukan sosok yang asing, nama beliau tersebut dalam ayat-ayat Al-Qur’an yang mulia, bahkan menjadi nama surat; Surat Luqman, terdapat pada urutan surat ke-31 dalam mushaf Al-Qur’an.
Ada beberapa kata “jangan” yang diwejangkan oleh Luqman kepada putra tecinta. Diantara “jangan”nya Luqman terekam indah dalam balutan ayat-ayat Al-Qur’an surat Luqman ayat 13 dan 18.
Jangan Mempersekutukan Allah
Allah Ta’ala berfirman:
وَإِذْ قَالَ لُقْمَٰنُ لِٱبْنِهِۦ وَهُوَ يَعِظُهُۥ يَٰبُنَىَّ لَا تُشْرِكْ بِٱللَّهِ ۖ إِنَّ ٱلشِّرْكَ لَظُلْمٌ عَظِيمٌ
Artinya: Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran kepadanya: "Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar". (QS. Luqman: 13)
Inilah kata “jangan” yang paling penting dari semua kalimat “jangan”, ia adalah “jangan” yang paling asasi dalam agama Islam. Syaikh Sulaiman bin Sahman berkata: “Dan sebesar-besar perkara yang kita dilarang untuk mengerjakannya adalah syirik kepada Allah.” (Kasyfu Ghayahib ad-Dzalam, 103)
Jangan Sombong
Allah Ta’ala berfirman mengisahkan tentang perkataan Luqman:
وَلَا تُصَعِّرْ خَدَّكَ لِلنَّاسِ
Artinya: “Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (karena sombong).” (QS. Luqman: 18)
Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa’di berkata tentang ayat di atas: “Jangan kamu memalingkannya dan jangan memasamkan mukamu kepada manusia karena sombong terhadap mereka dan merasa lebih hebat.” (Taisir al-Karim ar-Rahman, 687)
Sombong yang lebih parah dari itu adalah
الْكِبْرُ بَطَرُ الْحَقِّ وَغَمْطُ النَّاسِ
Artinya: “Sombong adalah menolak kebenaran dan meremehkan manusia.” (HR. Muslim no. 147)
Jangan Berjalan dengan Angkuh
Masih di ayat ke-18 surat Luqman:
وَلَا تَمْشِ فِى ٱلْأَرْضِ مَرَحًا
Artinya: “Janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh.” (QS. Luqman: 18)
Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa’di berkata: “Maksudnya: dengan sombong, berbangga dengan berbagai nikmat, seraya melupakan Sang Maha Pemberi nikmat, dan bangga diri. (Taisir al-Karim ar-Rahman, 687)
Allah menutup ayat ke-18 tersebut dengan firman-Nya:
إِنَّ ٱللَّهَ لَا يُحِبُّ كُلَّ مُخْتَالٍ فَخُورٍ
Artinya: “Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri.” (QS. Luqman: 18)
Itulah “Jangan ya Dek ya” versi Luqmanul Hakim. Semoga kita bisa menghindari semua “jangan” tersebut. Aamiin.
Temanggung, 19 Shafar 1446 H / 23 Agustus 2024 M
Ja’far Shodiq
—
Referensi:
As-Sa’di, Abdurrahman bin Nashir. (2016). Taisir al-Karim ar-Rahman fi Tafsir Kalam al-Mannan. Mesir: ad-Dar al-Alamiyah.
Sahman Sulaiman Ibnu. (2005). Kasyfu Ghayahib ad-Dzalam. Riyadh: Adhwa’ as-Salaf.